TUGAS
KULIAH HERBAL
MENYUBURKAN
RAMBUT ( ALOPECIA )

Nama : Perry Pratama Surya Nugraha
NIM : 722005S1034
AKADEMI KEPERAWATAN
YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM
SAMARINDA 2014
a.
BAB
I
A.
PENDAHULUAN
1.
Defenisi
Alopesia areata
adalah peradangan yang bersifat kronis dan berulang, yang melibatkan folikel
rambut, yang di tandai oleh timbulnya satu atau lebih bercak kerontokan rambut
pada skalp dan atau kulit yang berambut terminal lainnya.(2)Lesi
pada umumnya bulat atau lonjong dengan batas tegas, permukaannya licin tanpa
adanya tanda – tanda atropi, skuamasi maupun sikatriks.(1)
Saat ini bukti
menunjukkan bahwa peradangan folikel rambut di alopesia areata ini disebabkan
oleh sel T, antibodi yang di temukan pada struktur folikel rambut, yang
diperantarai mekanisme autoimun yang terjadi cenderung terjadi secara genetik
pada individu.(2)Selain itu faktor lingkungan mungkin bertanggung
jawab untuk memicu penyakit.(3)
B.
LATAR
BELAKANG
Sistem integumen adalah suatu sistem
yang vital bagi kehidupan seluruh manusia, yang terletak pada organ tubuh
terluar, melindungi bagian dalam tubuh,
luas 1,5-2 m2, berat 15 % BB, yang merupakan cermin kehidupan, dapat
dilihat, diraba, dan hidup, sebagai penampilan & kepribadian. apabila kulit
kita mengalami gangguan, tentu saja ini akan mempengaruhi dari sistem kerja lapisan kulit lainnya dan membuat penampilan
yang terkesan jelek. Salah
satu dari penyakit yang menyerang sistem integumen yang disebabkan oleh infeksi
mikotik.
Alopesia atau
kebotakan dapat terjadi setempat dan berbatas tegas, umumnya pada kepala atau
dapat juga mengenai daerah rambut lainnya, alopesia juga dapat juga terjadi
karena keturunan, pengaruh horman, dan life style, alopesia dapat disebabkan
abnormalitas batang rambut yang menyebabkan rambut mudah putus.
Adapun
jenis-jenis alopesia sebagai berikut:
1.
Alopesia androgenik
Alopesia androgenik (juga dikenal
sebagai androgenetic alopecia, alopecia androtesticleas, male pattern baldness,
common baldness) merupakan sebuah bentuk umum kehilangan rambut pada laki-laki
dan perempuan.
2.
Alopesia areata
Kehilangan rambut yang cepat dan komplit sehingga terbentuk bercak satu
atau lebih, berupa bulatan atau oval, biasanya dikepala dan tempat berambut
lain.
3. Alopesia prematur
Sering terjadi
pada pria berumur dua puluhan dan disertai dermatitis seboroika yang berat.
Sindrom
alopesia androgenik mempunyai prevalensi yang tinggi akhir-akhir ini. Alopesia
androgenik merupakan tipe kebotakan yang paling banyak, sekitar 50-80% dialami
laki-laki kaukasia. Pada wanita sekitar 20-40% populasi. Banyak pria usia muda
yang mengalami penipisan rambut kronis dan menjadi botak sebelum masanya.
Angka
kejadian pada laki-laki sekitar 50% dan pada perempuan biasanya terjadi usia
lebih dari 40 tahun. Dilaporkan 13% dari perempuan premenopause menderita
alopesia androgenik, namun, insidennya sangat meningkat setelah menopause.
Menurut beberapa penulis, 75% dari perempuan yang berumur lebih dari 65 tahun
kemungkinan menderita alopesia androgenik. Insiden tertinggi pada orang kulit putih,
kedua di Asia dan Afrika-Amerika, dan terendah pada penduduk asli Amerika dan
Eskimo. Hampir semua pasien memiliki onset sebelum usia 40 tahun, walaupun
banyak pasien (baik laki-laki dan perempuan) menunjukkan bukti gangguan pada
usia 30 tahun.
Sehingga dari peryataan-peryataan diatas penulis tertarik
mengangkat makalah yang berjudul alopesia androgenik.
b.
BAB
II
A.
PEMBAHASAN
1.
Gejala
klinis
Gejala klinis
alopesia Areata
a) Kerontokan rambut
pada kulit kepala
b) Kerontokan rambut
pada kulit Alis
c) Kerontokan rambut
pada kulit janggut
d) Kerontokan rambut
pada kulit bulu mata.
e) Berbentuk bulat
atau lonjong,
f) Sisa rambut
seperti tanda seru,
g)
Rambut sekitarnya tampak normal, tetapi mudah dicabut (Adhi Djuanda, 2007:
304-305),
h) Botak mengenai
seluruh rambut kepala
i)
Botak mengenai seluruh rambut yang ada pada seluruh tubuh. (william D James,
MD. Timothy G Berger, MD. 2006:749).
Gejala klinis alopesia androgenika
a) Rambut masih penuh
b) Pengurangan rambut pada kedua bagian temporal
(dahi)
c) Border line (garis dahi menjadi mundur)
d) Pengurangan rambut daerah
frontotemporal (dahi), disertai pengurangan rambut bagian midfrontal (puncak
kepala)
e) Pengurangan rambut daerah
frontotemporal (dahi), disertai pengurangan rambut bagian midfrontal (puncak
kepala) menjadi berat.
2. Pemeriksaan fisik
a.
Inspeksi
Pasien berada dalam ruangan dalam
penerangan yang baik.
1) Catat warna rambut klien
2)
Lesi yang abnormal
3)
Mobilitas kondisi rambut
4) Gejala
gatal-gatal
5)
Kerontokan rambut
b.
Palpasi
Dalam melakukan tindakan ini
pemeriksa harus menggunakan sarung tangan. Tindakan ini dimaksudkan untuk
memeriksa:
1)
Sibak rambut klien untuk melihat distribusi
2)
Tekstur rambut
3)
kerontokan
3. Pemeriksaan penunjang
a.
Analisis laboratorium dehydroepiandrosterone (DHEA)-sulfate
dan testosteron perlu dilakukan, hal tersebut dilakukan untuk mengetahui
hubungan kelebihan hormon androgen dengan alopesia androgenik.
b.
Biopsi jarang dibutuhkan untuk membuat diagnosis. Jika satu
spesimen biopsi diperoleh, itu umumnya dipotong melintang jika pola alopesia
dicurigai.
4. Diferensial diagnosis
1. Gangguan
konsep diri (body image) b.d perubahan penampilan fisik
2.
Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan penyakit (alopesia
androgenetik)
3. Kurang pengetahuan terhadap penyakit, prognosis dan
kebutuhan pengobatan b.d kurang pemajanan, kesalahan
interpretasi, kurang informasi
c.
BAB
III
A.
MANAJEMEN PENANGANAN
1. Penanganan secara medis
·
Minoxidilatau Regaine
Merupakan
obat bebas yang diaplikasikan langsung kekulit kepala untuk memperlancar pasokan
darah ke folikel rambut. Sekitar dua pertiga pria melaporkan perbaikan dalam
pertumbuhan rambut mereka setelah pemakaian hingga 1 tahun.
·
Finasteride
Adalah
pengobatan oral untuk kebotakan, yang juga dikenal dengan merek Propecia. Obat ini harus dengan
resep dokter karena bekerja dengan cara mencegah aksi hormon laki-laki yang
memicu produksi DHT. Delapan puluh persen pria melaporkan perbaikan rambut
setelah pemakaian hingga 6 bulan.
·
Revivogen
Adalah
terapi perawatan kulit kepala dengan menggunakan bahan-bahan alami yang
mempromosikan pertumbuhan rambut sehat dan memerangi penyebab kerontokan
rambut. Pengobatan dapat memakan waktu sekitar 4-6 minggu untuk menunjukkan
hasil.
·
4.
Transplantasi rambut
Dilakukan
dengan pengambilan sedikit jaringan kulit yang mengandung folikel rambut dari
bagian lain kepala (seperti bagian belakang kepala) dan mencangkokannya ke
daerah yang botak.
·
5.
Kafein
Ini mungkin sedikit mengejutkan, tapi telah ada beberapa
penelitian yang menunjukkan bahwa kafein dapat bertindak sebagai stimulator
pertumbuhan rambut manusia. Diperkirakan kafein bekerja dengan menghambat bahan
kimia perusak folikel di dalam tubuh. Ada beberapa perawatan langsung
berdasarkan kafein yang tersedia untuk membantu restorasi rambut
2.
Penanganan
asuhan keperawatan
. 1. Gangguan citra diri berhubungan dengan kebotakan akibat
alopesia
Tujuan : klien
mampu meningkatkan harga dirinya
kriteria hasil
:
1. Klien mampu menerima kondisi
alopesianya
2. Klien
mampu menjalani aktifitas sehari- hari dengan normal tanpa gangguan citra diri
|
Intervensi
|
Rasional
|
|
Memberikan motivasi untuk
meningkatkan harga diri klien
|
Klien mampu menerima kondisi saat
ini
|
|
Menyarankan klien untuk memakai
penutup kepala, contoh : jilbab untuk wanita dan topi untuk pria
|
Klien mampu mnjalani aktifitas
sehari- hari tanpa gangguan citra diri
|
2. Kurang
pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi yang didapat klien .
Tujuan : klien memahami mengenai
alopesia
Kriteria hasil : 1. Klien memahami
proses terjadinya alopesia
|
Intervensi
|
Rasional
|
|
Memberikan Health education mengenai proses terjadinya
alopesia
|
Klien memahami proses terjadinya alopesia
|
|
Memberi dukungan moral dan psikologis pada klien
|
Klien menjadi terkoping
|
3. Penanganan Terapi Herbal
1. Ramuan Obat Tradisional 1 :
Air teh kental didiamkan selama
semalam
Pemakaian
: Gunakan keesokkan harinya untuk membasahi kulit kepala sambil dipijat secara
merata dan biarkan beberapa saat, lalu bilas. Lakukan secara teratur 3 kali
seminggu.
2. Ramuan Obat Tradisional 2 :
Ambil
kemiri secukupnya, lalu cuci hingga bersih, setelah itu kemiri ditumbuk hingga
halus. Tambahkan air secukupnya kemudian direbus hingga keluar minyaknya.
Pemakaian
: Oleskan minyak kemiri pada kulit kepala hingga merata. Setelah agak kering,
lakukan secara teratur 2 kali seminggu.
3. Ramuan Obat Tradisional 3 :
1
buah jeruk nipis diambil airnya, oleskan air jeruk nipis tersebut pada kulit
kepala hingga merata. Setelah agak kering, oleskan juga kuning telur ayam pada
kulit kepala hingga merata. Kepala dibalut dengan handuk selama semalam.
Keesokan harinya dikeramas hingga bersih.
Pemakaian : secara teratur 2 kali
sehari.
4. Ramuan Obat Tradisional 4 :
Rendam
Cabai rawit secukupnya d dengan alkohol 75 % selama 14 hari, airnya dioleskan
pada kulit kepala. Lakukan setiap hari.
Pemakaian : secara teratur 2 kali
sehari.
5. Ramuan Obat Tradisional 5 :
Seledri beserta tangkai secukupnya,
dicuci bersih, lalu haluskan.
Pemakaian : Oleskan ke kulit kepala
sambil dipijat-pijat. Lakukan setiap hari
6. Ramuan Obat Tradisional 6 :
Daun pare segar secukupnya dicuci
bersih , haluskan, lalu peras.
Pemakaian
: Gunakan airnya untuk keramas dan biarkan selama 30 menit, lalu bilas hingga
bersih.
7. Ramuan Obat Tradisional 7 :
Kupas daun lidah buaya
Pemakaian
: Gosokkan di kepala sampai merata dan biarkan selama beberapa jam, lalu bilas
hingga bersih. Lakukan secara teratur 3 kali seminggu.
8. Ramuan Obat Tradisional 8 :
Siapkan
10 lembar daun waru muda yang segar, segenggam daun urang-aring, 5 lembar daun
mangkokan, 1 lembar daun pandan, 10 kuntum bunga melati, dan 1 kuntum bunga
mawar. Setelah disiapkan cuci bersih bahan, potong-potong, masukkan ke dalam
panci, tambahkan ½ cangkir minyak kelapa dan ½ cangkir minyak wijen, lalu
panaskan sampai mendidih. Setelah dingin, saring.
Pemakaian
: Oleskan di kulit kepala sambil dipijit-pijit. Lakukan pada malam hari sebelum
tidur dan esok paginya rambut dikeramas. Lakukan 2-3 kali seminggu.
9. Ramuan Obat Tradisional 9 :
Diamkan air teh kental selama
semalam
Pemakaian
: Gunakan keesokan harinya untuk membasahi kulit kepala sambil dipijat secara
merata dan biarkan beberapa saat, lalu bilas. Lakukan secara teratur 3 kali
seminggu.
c. BAB IV.
DAFTAR
PUSTAKA
1. BolducC, et als; alopecia reatain
eMecjicinJeo umavl ol. 2, No. 11,N ov 200.1
2. Dawber RPR, Barker,
D,Wojnarowska. F, Disorders of Hair, In Champion RH et al eds. Rook,
Wilkinsons, Ebling Textbook of Dermatology: In form volumes 6th ed oxford, Black Well Science Ltd,
1998, 2869-931.
Wilkinsons, Ebling Textbook of Dermatology: In form volumes 6th ed oxford, Black Well Science Ltd,
1998, 2869-931.
3. Levy, Janey. Alopecia Areata. New York : The Rosen
Publishing Group, 2006.
4. Olgen A.E. Hair Disorders. in.
Fitzpatrick TB, et al eds. Dermatology in General Medicine 5th ed.
New
York : MC Graw – Hill Inc, 1999 : 729 – 46
York : MC Graw – Hill Inc, 1999 : 729 – 46
Tidak ada komentar:
Posting Komentar