Jumat, 17 Januari 2014

tugas herbal



TUGAS KULIAH HERBAL
MENYUBURKAN RAMBUT ( ALOPECIA )

YARSI (1).jpg

Nama  : Perry Pratama Surya Nugraha
NIM    : 722005S1034


AKADEMI KEPERAWATAN YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM
SAMARINDA 2014


a.       BAB I
A.     PENDAHULUAN
1.       Defenisi
Alopesia areata adalah peradangan yang bersifat kronis dan berulang, yang melibatkan folikel rambut, yang di tandai oleh timbulnya satu atau lebih bercak kerontokan rambut pada skalp dan atau kulit yang berambut terminal lainnya.(2)Lesi pada umumnya bulat atau lonjong dengan batas tegas, permukaannya licin tanpa adanya tanda – tanda atropi, skuamasi maupun sikatriks.(1)
Saat ini bukti menunjukkan bahwa peradangan folikel rambut di alopesia areata ini disebabkan oleh sel T, antibodi yang di temukan pada struktur folikel rambut, yang diperantarai mekanisme autoimun yang terjadi cenderung terjadi secara genetik pada individu.(2)Selain itu faktor lingkungan mungkin bertanggung jawab untuk memicu penyakit.(3)
B.     LATAR BELAKANG
Sistem integumen adalah suatu sistem yang vital bagi kehidupan seluruh manusia, yang terletak pada organ tubuh terluar, melindungi bagian dalam tubuh,  luas 1,5-2 m2, berat 15 % BB, yang merupakan cermin kehidupan, dapat dilihat, diraba, dan hidup, sebagai   penampilan & kepribadian. apabila kulit kita mengalami gangguan, tentu saja ini akan mempengaruhi dari sistem  kerja lapisan kulit lainnya dan membuat penampilan yang terkesan jelek. Salah satu dari penyakit yang menyerang sistem integumen yang disebabkan oleh infeksi mikotik.
Alopesia atau kebotakan dapat terjadi setempat dan berbatas tegas, umumnya pada kepala atau dapat juga mengenai daerah rambut lainnya, alopesia juga dapat juga terjadi karena keturunan, pengaruh horman, dan life style, alopesia dapat disebabkan abnormalitas batang rambut yang menyebabkan rambut mudah putus.
Adapun jenis-jenis alopesia sebagai berikut:
1.      Alopesia androgenik
Alopesia androgenik (juga dikenal sebagai androgenetic alopecia, alopecia androtesticleas, male pattern baldness, common baldness) merupakan sebuah bentuk umum kehilangan rambut pada laki-laki dan perempuan.
2.      Alopesia areata
Kehilangan rambut yang cepat dan komplit sehingga terbentuk bercak satu atau lebih, berupa bulatan atau oval, biasanya dikepala dan tempat berambut lain.
3.      Alopesia prematur
Sering terjadi pada pria berumur dua puluhan dan disertai dermatitis seboroika yang berat.
Sindrom alopesia androgenik mempunyai prevalensi yang tinggi akhir-akhir ini. Alopesia androgenik merupakan tipe kebotakan yang paling banyak, sekitar 50-80% dialami laki-laki kaukasia. Pada wanita sekitar 20-40% populasi. Banyak pria usia muda yang mengalami penipisan rambut kronis dan menjadi botak sebelum masanya.
Angka kejadian pada laki-laki sekitar 50% dan pada perempuan biasanya terjadi usia lebih dari 40 tahun. Dilaporkan 13% dari perempuan premenopause menderita alopesia androgenik, namun, insidennya sangat meningkat setelah menopause. Menurut beberapa penulis, 75% dari perempuan yang berumur lebih dari 65 tahun kemungkinan menderita alopesia androgenik. Insiden tertinggi pada orang kulit putih, kedua di Asia dan Afrika-Amerika, dan terendah pada penduduk asli Amerika dan Eskimo. Hampir semua pasien memiliki onset sebelum usia 40 tahun, walaupun banyak pasien (baik laki-laki dan perempuan) menunjukkan bukti gangguan pada usia 30 tahun.
Sehingga dari peryataan-peryataan diatas penulis tertarik mengangkat makalah yang berjudul alopesia androgenik.























b.      BAB II

A.     PEMBAHASAN
1.      Gejala klinis

Gejala klinis alopesia Areata
a) Kerontokan rambut pada kulit kepala
b) Kerontokan rambut pada kulit Alis
c) Kerontokan rambut pada kulit janggut
d) Kerontokan rambut pada kulit bulu mata.
e) Berbentuk bulat atau lonjong,
f) Sisa rambut seperti tanda seru,
g) Rambut sekitarnya tampak normal, tetapi mudah dicabut (Adhi Djuanda, 2007: 304-305),
h) Botak mengenai seluruh rambut kepala
i) Botak mengenai seluruh rambut yang ada pada seluruh tubuh. (william D James, MD. Timothy G Berger, MD. 2006:749).

 Gejala klinis alopesia androgenika
a) Rambut masih penuh
b) Pengurangan rambut pada kedua bagian temporal (dahi)
c) Border line (garis dahi menjadi mundur)
d) Pengurangan rambut daerah frontotemporal (dahi), disertai pengurangan rambut bagian midfrontal (puncak kepala)
e) Pengurangan rambut daerah frontotemporal (dahi), disertai pengurangan rambut bagian midfrontal (puncak kepala) menjadi berat.
2. Pemeriksaan fisik
a.       Inspeksi
Pasien berada dalam ruangan dalam penerangan yang baik.
1)      Catat warna rambut klien
2)      Lesi yang abnormal
3)      Mobilitas kondisi rambut
4)      Gejala gatal-gatal
5)      Kerontokan rambut
b.      Palpasi
Dalam melakukan tindakan ini pemeriksa harus menggunakan sarung tangan. Tindakan ini dimaksudkan untuk memeriksa:
1)      Sibak rambut klien untuk melihat distribusi
2)      Tekstur rambut
3)      kerontokan


3. Pemeriksaan penunjang
a.       Analisis laboratorium dehydroepiandrosterone (DHEA)-sulfate dan testosteron perlu dilakukan, hal tersebut dilakukan untuk mengetahui hubungan kelebihan hormon androgen dengan alopesia androgenik.
b.      Biopsi jarang dibutuhkan untuk membuat diagnosis. Jika satu spesimen biopsi diperoleh, itu umumnya dipotong melintang jika pola alopesia dicurigai.


4. Diferensial diagnosis
1.      Gangguan konsep diri (body image) b.d perubahan penampilan fisik
2.      Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan penyakit (alopesia androgenetik)
3.      Kurang pengetahuan terhadap penyakit, prognosis dan kebutuhan pengobatan b.d kurang pemajanan, kesalahan interpretasi, kurang informasi










c.       BAB III

A. MANAJEMEN PENANGANAN
1. Penanganan secara medis
·         Minoxidilatau Regaine 
Merupakan obat bebas yang diaplikasikan langsung kekulit kepala untuk memperlancar pasokan darah ke folikel rambut. Sekitar dua pertiga pria melaporkan perbaikan dalam pertumbuhan rambut mereka setelah pemakaian hingga 1 tahun.

·         Finasteride 
Adalah pengobatan oral untuk kebotakan, yang juga dikenal dengan merek Propecia. Obat ini harus dengan resep dokter karena bekerja dengan cara mencegah aksi hormon laki-laki yang memicu produksi DHT. Delapan puluh persen pria melaporkan perbaikan rambut setelah pemakaian hingga 6 bulan.

·         Revivogen 
Adalah terapi perawatan kulit kepala dengan menggunakan bahan-bahan alami yang mempromosikan pertumbuhan rambut sehat dan memerangi penyebab kerontokan rambut. Pengobatan dapat memakan waktu sekitar 4-6 minggu untuk menunjukkan hasil.

·         4.   Transplantasi rambut 
Dilakukan dengan pengambilan sedikit jaringan kulit yang mengandung folikel rambut dari bagian lain kepala (seperti bagian belakang kepala) dan mencangkokannya ke daerah yang botak.

·         5.   Kafein
Ini mungkin sedikit mengejutkan, tapi telah ada beberapa penelitian yang menunjukkan bahwa kafein dapat bertindak sebagai stimulator pertumbuhan rambut manusia. Diperkirakan kafein bekerja dengan menghambat bahan kimia perusak folikel di dalam tubuh. Ada beberapa perawatan langsung berdasarkan kafein yang tersedia untuk membantu restorasi rambut



2.      Penanganan asuhan keperawatan

.                   1. Gangguan citra diri berhubungan dengan kebotakan akibat alopesia

Tujuan : klien mampu meningkatkan harga dirinya

kriteria hasil :

1.      Klien mampu menerima kondisi alopesianya
2.      Klien mampu menjalani aktifitas sehari- hari dengan normal tanpa gangguan citra diri



Intervensi
Rasional
Memberikan motivasi untuk meningkatkan harga diri klien
Klien mampu menerima kondisi saat ini
Menyarankan klien untuk memakai penutup kepala, contoh : jilbab untuk wanita dan topi untuk pria
Klien mampu mnjalani aktifitas sehari- hari tanpa gangguan citra diri



2.    Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi yang didapat klien .

Tujuan : klien memahami mengenai alopesia

Kriteria hasil : 1. Klien memahami proses terjadinya alopesia

Intervensi
Rasional
Memberikan Health education mengenai proses terjadinya alopesia
Klien memahami proses terjadinya alopesia
Memberi dukungan moral dan psikologis pada klien
Klien menjadi terkoping


3. Penanganan Terapi Herbal
1.         Ramuan Obat Tradisional 1 :
Air teh kental didiamkan selama semalam
Pemakaian : Gunakan keesokkan harinya untuk membasahi kulit kepala sambil dipijat secara merata dan biarkan beberapa saat, lalu bilas. Lakukan secara teratur 3 kali seminggu.


2.         Ramuan Obat Tradisional 2 :
Ambil kemiri secukupnya, lalu cuci hingga bersih, setelah itu kemiri ditumbuk hingga halus. Tambahkan air secukupnya kemudian direbus hingga keluar minyaknya.
Pemakaian : Oleskan minyak kemiri pada kulit kepala hingga merata. Setelah agak kering, lakukan secara teratur 2 kali seminggu.


3.         Ramuan Obat Tradisional 3 :
1 buah jeruk nipis diambil airnya, oleskan air jeruk nipis tersebut pada kulit kepala hingga merata. Setelah agak kering, oleskan juga kuning telur ayam pada kulit kepala hingga merata. Kepala dibalut dengan handuk selama semalam. Keesokan harinya dikeramas hingga bersih.
Pemakaian : secara teratur 2 kali sehari.


4.         Ramuan Obat Tradisional 4 :
Rendam Cabai rawit secukupnya d dengan alkohol 75 % selama 14 hari, airnya dioleskan pada kulit kepala. Lakukan setiap hari.
Pemakaian : secara teratur 2 kali sehari.

5.         Ramuan Obat Tradisional 5 :
Seledri beserta tangkai secukupnya, dicuci bersih, lalu haluskan.
Pemakaian : Oleskan ke kulit kepala sambil dipijat-pijat. Lakukan setiap hari


6.         Ramuan Obat Tradisional 6 :
Daun pare segar secukupnya dicuci bersih , haluskan, lalu peras.
Pemakaian : Gunakan airnya untuk keramas dan biarkan selama 30 menit, lalu bilas hingga bersih.


7.         Ramuan Obat Tradisional 7 :
Kupas daun lidah buaya
Pemakaian : Gosokkan di kepala sampai merata dan biarkan selama beberapa jam, lalu bilas hingga bersih. Lakukan secara teratur 3 kali seminggu.


8.         Ramuan Obat Tradisional 8 :
Siapkan 10 lembar daun waru muda yang segar, segenggam daun urang-aring, 5 lembar daun mangkokan, 1 lembar daun pandan, 10 kuntum bunga melati, dan 1 kuntum bunga mawar. Setelah disiapkan cuci bersih bahan, potong-potong, masukkan ke dalam panci, tambahkan ½ cangkir minyak kelapa dan ½ cangkir minyak wijen, lalu panaskan sampai mendidih. Setelah dingin, saring.
Pemakaian : Oleskan di kulit kepala sambil dipijit-pijit. Lakukan pada malam hari sebelum tidur dan esok paginya rambut dikeramas. Lakukan 2-3 kali seminggu.


9.         Ramuan Obat Tradisional 9 :
Diamkan air teh kental selama semalam
Pemakaian : Gunakan keesokan harinya untuk membasahi kulit kepala sambil dipijat secara merata dan biarkan beberapa saat, lalu bilas. Lakukan secara teratur 3 kali seminggu.













c. BAB IV.

DAFTAR PUSTAKA
1. BolducC, et als; alopecia reatain eMecjicinJeo umavl ol. 2, No. 11,N ov 200.1
2. Dawber RPR, Barker, D,Wojnarowska. F, Disorders of Hair, In Champion RH et al eds. Rook,
   Wilkinsons, Ebling Textbook of Dermatology: In form volumes 6th ed oxford, Black Well Science Ltd,
    1998, 2869-931.
3. Levy, Janey. Alopecia Areata. New York : The Rosen Publishing Group, 2006.
4. Olgen A.E. Hair Disorders. in. Fitzpatrick TB, et al eds. Dermatology in General Medicine 5th ed. New
   York : MC Graw – Hill Inc, 1999 : 729 – 46



Tidak ada komentar:

Posting Komentar